Celotehan malam.....
Malam
itu tak satupun ada tanda suatu kehidupan begitu hening, sunyi , dan sepi. Akupun
terbangun dengan mata yang kurasa masih mengantuk aku tuntun kaki ini menuju
kamar mandi yang tak begitu jauh dari tempat tidur, ku ayunkan langkah demi
langkah dengan lunglai sebagaimana orang yang baru bangun tidur. Sesampainya
aku dikamar mandi kucelupkan jari telunjuk ini kedalam ember yang berisi air itu “
berrrrrrrr…. “ dinginnya kata ku dalam hati. Lalu ku putarkan kran itu untuk
mengisi ember itu. Sejenak aku termenung melihat air itu apa yang akan
kulakukan …? Tanya ku dalam hati. Tak berfikir panjang aku basuh muka ku dengan
kedua tangan ku dan akupun merasa sangat seger kulanjutkan dengan berwudhu
dibawah air itu.
Setelah aku merasa lebih baik ku
kenakan mukenah putih itu tanpa ragu. Dengan bibir bergetar aku baca disetiap
gerakan-gerakanku dan salam itu mengakhiri bacaan dalam setiap gerakan
shalatku, kini dengan duduk manisku bibir ini masih bergetar melantunkan tashbih,
memohon ampunan kepada yang maha pengampun, meminta bantuan kepada yang maha segalanya,
memohon kemudahan kepada yang maha pemurah, memohon kebahagiaan kepada yang
maha penyayang , memohon apa yang ingin ku miliki kepada yang maha pengasih.
Tiba-tiba air itu mengalir dipipi dan menetes disajadah ku, tangis itu semakin
tak tertahan oleh ku semakin sesak, semakin aku tak bisa berkata aku hanya bisa
berkata dalam hati, aku berdo’a , aku memohon, aku meminta, aku mencoba selalu
ku coba kucurahkan segala kegundahan dalam hati ini kepada MU yang maha
mengetahui.
Malam itu semakin larut kegelisahan
itu masih tersisa kuhapus air yang mengalir dipipi ini , ku atur nafas panjang
agar aku bisa sedikit rileks dan itu sangat memberiku manfaat. Kini ku buka
setiap lembaran kertas yang bertuliskan bahasa arab itu tiada lain kitab suci
Al-Qur’an ku yang lusuh dan banyak lipatan disudut setiap lembarannya , bibir
ini mulai bergetar kembali melantunkan yang tertera di kitab suci itu huruf
demi huruf , kalimat demi kalimat, ayat demi ayat, baris demi baris begitu juga
lembar demi lembar kulantunkan denga suara pelan agar tak mengganggu teman
sebelah kosan ku.
Kini mataku terasa sembab seakan
sipit seperti orang china, kuputuskan untuk menyudahi lantuna ayat suci
Al-Qur’an itu, “ shodaqallah hul aadzim “ kututup dengan pelan lalu kuletakkan
diatas meja tempat shalat ku.
Malam masih belum berakhir terlihat
waktu menunjukan sepertiga malam lalu kulipat mukenah dan sajadah itu kubiarkan
tergeletak ditempat biasanya, aku tuntun
kaki ini ke tempat tidur yang beralaskan kasur tipis , maklumlah anak kosan.
Do’a itu kubaca dalam hati dan semoga dapatkan mimpi yang indah Amiin…
Tanpa menunggu lama mata ini kian
terpejam dengan lelahnya. Hembusan nafas itu selalu menemani tidurku bagaikan
alunan music yang manemani tidurku.
Detik demi detik tak terasa oleh aku
yang tertidur pulas dalam pelukan selimut dan guling, setiap jam berlalu begitu
saja hingga ku dengan lantunan ayat suci Alqur’an itu terdengar dengan merdunya
dan adzan itu berkumandang mengajak umat islam menunaikan shalat subuh. Dan ku
dengar “ asholaatu khoirum minan nauuumm “ yang bermaksud mengingatkan bawa
shalat lebih baik daripada tidur, dengan malasnya aku kembali mengambil wudhlu
lalu kutegakkan shalat 2 rokaat tanpa terlewat dengan qunutnya, kurebahkan
badan ku kembali lalu televise itu menampakkan gambarnya karena remot itu ku
tekan power On nya kini ku ditrmani oleh sang televisi yang memamerkan adegan
lucu sang lelakon siapa lagi kalau bukan spongebob kesukaan ku.
Tak terasa mata ini terpejam kembali
secepat kilat waktu semakin berjalan dan mentari kian menaiki anak tangga
langit kehidupan semakin tinggi dan semakin terlihat semakin terang menerangi
bumi ini, mentari juga membangunkan lewat sela kecil jendela kamar yang mengenai
muka mungil ini lalu terbangun aku dari mimpi indah yang menemani tidur sekejap
tadi.
Indah matahari itu memberikan awal
kehidupan yang cerah seperti cerahnya matahari itu bersama bunga- bunga yang
bermekaran indah ditaman detemani tarian sang kupu-kupu yang berwarna
mempesona. Semoga itu menjadi awal kehidupan aku.
Karena hidupku adalah lukisan yang
akan kuhias dengan berbagai warna yang indah. Agar bahagia itu selalu datang
dan takkan terhapus oleh waktu seperti kenangan yang tertulis oleh tinta angin
yang tak bisa kau lihat dan kau baca tapi bisa kau rasakan lagi nanti jika kau
mengingatnya.